Membangun Kesadaran Komunitas Mengenai Food Loss dan Food Waste Melalui Story Telling
DOI:
https://doi.org/10.36914/a9cj7a33Kata Kunci:
Food waste, Food loss, Story telling, Komunitas, Seminar daringAbstrak
Food loss dan food waste (FLW) merupakan persoalan yang dekat dengan kehidupan warga masyarakat sehari-hari namun belum disikapi secara serius layaknya sampah plastik yang lebih dulu dikenal berbahaya bagi lingkungan. Persoalan sampah makanan tidak hanya berkaitan dengan keberlangsungan lingkungan hidup namun juga persoalan sosial ekonomi mengingat tingginya angka kelaparan di masyarakat dan besarnya kerugian ekonomi yang ditimbulkan. Gereja sebagai bagian dari masyarakat pun memiliki tanggungjawab dalam mengatasi persoalan ini melalui keterlibatan beragam komunitas yang ada di dalamnya seperti komunitas Wanita Katolik maupun Seksi Lingkungan Hidup. Komunitas Wanita Katolik Paroki Maria Bunda Karmel, Wanita Katolik Paroki Santo Andreas, Wanita Katolik dan Seksi Lingkungan Hidup Paroki Santa Theresia merupakan beberapa komunitas gereja Katolik di Jakarta yang memiliki kepedulian terhadap isu FLW. Melalui seminar daring yang memaparkan pengelolaan FLW serta bagaimana menginisiasi perubahan dalam komunitas melalui story telling diharapkan aksi nyata dari setiap komunitas. Tindak lanjut dari seminar daring adalah pendampingan produksi story telling untuk komunitas melalui WhatsApp group. Berdasarkan evaluasi kegiatan didapati bahwa tujuan kegiatan yang menyasar perubahan pada level individu dan komunitas baru tampak pada level individu (choice maker) yang ditandai dengan perubahan sikap anggota komunitas dalam pengelolaan FLW seperti kebiasaan melakukan food audit dan mengolah sampah makanan menjadi eco enzyme. Perubahan di level komunitas (carrier of practice) yang ditandai dengan sikap kritis dengan mengevaluasi dan mengubah pola konsumsi harian (food audit) bersama secara konsisten hingga mampu berbagi inspirasi mengenai FLW melalui story telling media sosial komunitas belum terlaksana sepenuhnya. Upaya edukasi masih sebatas berbagi pengalaman melalui WA group komunitas. Kendala utama adalah belum adanya kebiasaan menulis dan penyajian konten media sosial yang memerlukan penguasaan teknik produksi foto dan video. Solusi yang disarankan adalah mengundang keterlibatan anak muda yang menguasai teknik produksi media digital di komunitas masing-masing untuk membantu produksi story telling media sosial.