Implementasi Teknologi Hidroponik dan Budidaya Lele Sebagai Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan

Authors

  • Agustinus Rustanta Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita Author

DOI:

https://doi.org/10.36914/7yd5ts25

Keywords:

Ketahanan pangan; Hidroponik; Budidaya; Kemandirian pangan

Abstract

Ketahanan pangan merupakan isu penting di Indonesia, terutama di wilayah perkotaan dengan keterbatasan lahan dan tingginya ketergantungan terhadap pasokan eksternal. Artikel ini membahas implementasi teknologi hidroponik, budidaya lele, dan pembuatan ecoenzym sebagai solusi inovatif untuk meningkatkan ketahanan pangan di lingkungan rumah tangga. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di RW 07, Kelurahan Jakamulya, Kabupaten Bekasi, selama tiga tahun (2021-2023). Program ini bertujuan memberdayakan masyarakat melalui pelatihan dan praktik langsung, sehingga mereka dapat memanfaatkan lahan sempit secara optimal untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Metode yang digunakan meliputi tahapan pengembangan model, pelatihan, dan implementasi bersama mitra masyarakat. Proses diawali dengan studi literatur dan percobaan mandiri oleh peneliti untuk merancang instalasi hidroponik, kolam lele skala rumah tangga, dan fermentasi limbah organik menjadi ecoenzym. Setelah model berhasil, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan warga dalam membangun dan mengoperasikan sistem ini. Pendampingan dilakukan hingga masyarakat mampu mengelola instalasi secara mandiri. Evaluasi keberhasilan dilakukan melalui wawancara, survei, serta analisis hasil panen. Hasil program menunjukkan bahwa hidroponik dan budidaya lele efektif dalam meningkatkan kemandirian pangan. Tanaman hidroponik, seperti selada dan kangkung, serta ikan lele, berhasil dipanen dengan siklus waktu singkat. Ecoenzym yang dihasilkan dari limbah organik juga bermanfaat sebagai pupuk, pembersih alami, dan penghilang bau. Selain mengurangi biaya rumah tangga, kegiatan ini memperkuat solidaritas warga melalui kerja sama dan berbagi hasil panen. Kegiatan ini menunjukkan bahwa teknologi sederhana dapat menjadi solusi ketahanan pangan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Model ini dapat direplikasi di wilayah lain sebagai upaya kolektif untuk membangun kemandirian pangan keluarga sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan. 

 

ABSTRACT

Food security is an important issue in Indonesia, especially in urban areas with limited land and high dependence on external supplies. This article discusses the implementation of hydroponic technology, catfish farming, and ecoenzyme manufacturing as innovative solutions to improve food security in the household environment. This community service activity was carried out in RW 07, Jakamulya Village, Bekasi Regency, for three years (2021-2023). This program aims to empower the community through training and hands-on practice, so that they can make optimal use of narrow land to meet their family's food needs. The methods used include the stages of model development, training, and implementation with community partners. The process began with a literature study and independent experiments by researchers to design hydroponic installations, household-scale catfish ponds, and fermentation of organic waste into ecoenzymes. After the model was successful, the activity continued with training for residents in building and operating this system. Assistance is carried out until the community is able to manage the installation independently. Success evaluation is carried out through interviews, surveys, and crop analysis. The results of the program show that hydroponics and catfish cultivation are effective in increasing food independence. Hydroponic crops, such as lettuce and kale, as well as catfish, are successfully harvested with a short time cycle. Ecoenzymes produced from organic waste are also useful as fertilizers, natural cleaners, and deodorizers. In addition to reducing household costs, this activity strengthens the solidarity of residents through cooperation and sharing of crops. This activity shows that simple technology can be a sustainable and environmentally friendly food security solution. This model can be replicated in other regions as a collective effort to build family food independence while supporting environmental sustainability. 

Published

2025-04-11

Issue

Section

Articles